Si Jahat dan Si Cerdik

Dua orang pengembara nampak kelelahan sehabis melakukan perjalanan jauh. Mereka lalu beristirahat di bawah pohon yang rindang sambil menambatkan kuda-kuda mereka dan menaruh bekal di samping mereka.

Pengembara yang mengendarai kuda coklat, berhidung mancung, tinggi besar, berkulit putih, dan berambut pirang bernama Chekov. Ia berasal dari bangsa Rusia. Sementara yang bertubuh pendek, gemuk, kulit hitam, mata agak sipit, dan punya kelopak mata berwarna coklat bernama Yazid. Ia berasal dari bangsa Mongolia.

Meskipun keduanya nampak selalu bersama dalam perjalanan, tetapi sebenarnya Chekov punya hati yang culas dan berusaha untuk memanfaatkan Yazid agar ia bisa memperoleh keuntungan selama perjalanan. Hanya saja Yazid bukan orang yang mudah diperdayai. Ia dikenal sebagai orang yang cerdik dan licik pula, sehingga ia bisa menerka maksud jahat seseorang. Apalagi Chekov adalah orang yang baru saja dikenalnya, jadi ia harus waspada. Semenjak kecil ibunya selalu menanamkan nasihat untuk tidak mudah percaya pada orang yang baru dikenalnya.

Hari telah beranjak malam, mereka pun memasang tenda untuk menginap. Tetapi begitu mereka akan tidur, mereka teringat kuda tunggangan mereka.
“Siapa yang akan menjaga kuda-kuda kita?” tanya Yazid.
“Bagaimana kalau kita bergantian menjaganya?” usul Chekov.
“Ya, tapi permasalahannya siapa yang akan menjaganya pertama kali?” kata Yazid yang menyadari bahwa kecapekan melanda dirinya, dan pasti juga melanda temannya karena mereka berdua baru saja mengadakan perjalanan yang jauh.
Keduanya merasa enggan kalau harus menjaga duluan. Rasa lelah dan mengantuk membuat mereka berat untuk menjaga kuda tunggangannya.
“Bagaimana kalau kita menjaga kuda kita masing-masing?” tawar Chekov.

Akhirnya disepakati, bahwa mereka harus menjaga kuda tunggangan masing-masing. Tenda yang susah payah didirikan, justru tidak ditempati. Mereka menginap di luar sambil menjaga kuda mereka masing-masing. Menjelang larut malam, Yazid pura-pura tertidur, suara dengkurnya dikeras-keraskan agar dikira tidur betulan. Chekov yang melihat Yazid tertidur, merasa kesal, kemudian timbul niat jahat dari dalam hatinya.

Dengan sangat hati-hati, ia melepaskan kuda tunggangan milik Yazid. Kemudian ia masuk ke dalam tenda dan tertidur dengan pulasnya. Yazid yang pura-pura tertidur itu mengetahui benar bagaimana ulah Chekov. Ia lalu gantian melepaskan kuda milik Chekov dengan sangat hati-hati tanpa sepengetahuan Chekov yang memang telah tertidur pulas sekali.

Esok harinya, Chekov memberitahu Yazid.
“Hei bangun….bangun……aku bermimpi kudamu dibawa lari oleh setan belang!” kata Chekov.
“Ya, aku pun juga bermimpi kudamu dibawa lari oleh pencuri!” kata Yazid dengan tenangnya. Chekov terkesiap kaget dan menuju tempat menambatkan kuda, ternyata kudanya juga hilang.
Rupanya, ia gagal memperdayai
Yazid karena ia sudah mengetahui niat buruk Chekov sedari awal.
Tiba saatnya bagi mereka untuk melanjutkan perjalanan, hanya saja kali ini mereka merasa
bingung bagaimana melanjutkan perjalanan tanpa kuda tunggangan. Lantas Yazid yang cerdik itu pun mengusulkan sesuatu.

“Bagaimana kalau kita bergantian menggendong? Kau menggendong aku duluan, nanti aku yang gantian menggendongmu.” usul Yazid
“Ya, tapi masalahnya sampai sebatas mana aku menggendongmu?” jawab Chekov.
“Sampai aku mengantuk. Nah, untuk mengetahui aku mengantuk atau tidak, aku akan bernyanyi untukmu. Kalau nyanyianku berhenti, berarti aku mengantuk. Nanti setelah itu, baru aku menggendongmu.” kata Yazid dengan cerdiknya.

Akhirnya, Chekov menggendong Yazid duluan. Sepanjang perjalanan Yazid terus bernyanyi. Anehnya sampai sore, Yazid juga tak berhenti bernyanyi. Itu artinya, Yazid belum mengantuk.
Menjelang istirahat,
Chekov tak dapat berbuat apa-apa lagi. Ia merasa lelah dan mengantuk hingga terpaksa Yazid yang membuat tenda dan api unggun untuknya. Tetapi permasalahan kembali timbul, yaitu saat keduanya ingin membuat makanan. Ternyata bekal makanan yang mereka bawa hanya tersisa untuk satu orang. Jika makanan itu dibagi dua, tentu tidak akan mengenyangkan perut mereka.
Timbul niat jahat dalam diri
Chekov. Ia akan memperdayai Yazid kembali. Kali ini ia yang mengusulkan….
“Bagaimana kalau sekarang kita tinggal tidur saja. Siapa yang bermimpi paling indah, maka dia yang berhak mendapatkan seiris roti itu.”

Yazid menyetujui, tetapi ia tidak dapat tidur karena belum mengantuk sebab seharian ia digendong oleh Chekov. Perut Yazid menjadi kian lapar dan menginginkan makanan itu.
Mengetahui temannya sudah tertidur pulas,
Yazid langsung menghabiskan bekal makanan itu tak bersisa. Setelah kenyang, baru ia bisa tertidur. Pagi harinya, Chekov membangunkan Yazid kembali.
“Hei bangun….bangun…..tadi malam aku bermimpi diajak bidadari ke surga, disambut oleh para malaikat di surga yang indah.”
“Ya…..aku juga bermimpi yang sama, kau diajak malaikat dan bidadari di surga. Aku kira kau tidak akan kembali, maka roti itu kumakan daripada busuk menunggu kau yang tidak tahu kapan kembalinya.” jawab Yazid dengan tenangnya.

Sejak saat itu, Chekov memutuskan untuk mengembara sendiri. Ia segera mengemasi barangnya dan berlalu dari tempat itu.

***
Pelajaran yang Dapat Dipetik :
Janganlah mudah percaya penuh pada teman. Kita harus lihat dulu bagaimana tindakannya, baik atau tidak, jangan hanya melihat dari ucapannya saja. Sebab, kadangkala antara ucapan dengan tindakan seringkali bertolak belakang. Baik Yazid maupun Chekov sama-sama bukan teman yang baik karena keduanya sama-sama berusaha untuk menikam dari belakang. Hanya saja, karena Yazid lebih cerdik tapi tetap saja licik, maka ia bisa memperdayai Chekov yang selalu punya maksud jahat padanya

Sumber : Facebook





0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review